Imam Muslim meriwayatkan dalam shahih Muslimnya dari Aisyah ra. bahwasanya Rasulullah Saw bersabda:
“Sesungguhnya setiap manusia
dari kalangan anak Adam diciptakan dengan 360 sendi. Barangsiapa yang
bertakbir memahabesarkan Allah, bertahmid memuji Allah, bertasbih
menyucikan Allah, dan beristighfar memohon ampunan kepada Allah,
menyingkirkan batu dari jalanan, atau (menyingkirkan) duri atau tulang
dari tengah jalanan, memerintahkan kebaikan, dan mencegah kemungkaran,
sejumlah 360 sendi tersebut, maka hari itu ia telah berjalan sambil
menjauhkan dirinya dari neraka.” (Shahih Muslim: 1007,2/698)
Suatu hal yang sangat mengagumkan bahwa
dalam hadits Rasulullah ini disebutkan jumlah persendian pada tubuh
manusia dengan sangat detail (360 sendi) di zaman yang pada saat itu
belum berkembang anatomi tubuh dan jumlah kerangka tulang beserta
sendi-sendi di dalamnya.
Dalam Ensiklopedia Global (The Global
Encyclopedia) juga hanya disebutkan jumlah tulang dan klasifikasinya,
namun tak dirinci. Ensiklopedia Britanica menggolongkan tulang-tulang
dan kerangkanya pada manusia dalam 3 kumpulan besar tanpa pembatasan,
yaitu:
- Struktur pusat yang meliputi: tulang punggung dan sebagian besar tengkorak
- Struktur dalam yang meliputi: rongga dada, tulang rahang bawah, dan sebagian organ-organ tulang rahang atas.
- Terminal Struktur yang meliputi: tulang-tulang panggul (pelvis), tulang-tulang belikat, dan ujung-ujung pada tulang rawan.
- Struktur pusat yang meliputi: tulang punggung dan sebagian besar tengkorak
- Struktur dalam yang meliputi: rongga dada, tulang rahang bawah, dan sebagian organ-organ tulang rahang atas.
- Terminal Struktur yang meliputi: tulang-tulang panggul (pelvis), tulang-tulang belikat, dan ujung-ujung pada tulang rawan.
Di dalam The Hatchinson Encyclopedia yang
tersebar pada tahun 1995 juga menyebutkan jumlah tulang-tulang di dalam
kerangka tubuh pada manusia hanya 206 saja.Akan tetapi seorang Doktor muslim bernama
Hamid Ahmad Hamid di dalam bukunya ‘Perjalanan Iman di dalam tubuh
manusia’ (“The Journey of Faith inside the Human Body”), menyebutkan
dengan sangat detail 360 persendian pada manusia, sebagaimana yang
disebutkan secara eksplisit sangat jelas oleh Rasulullah di dalam
haditsnya 14 abad yang lalu.Adapun jumlah persendian tersebut adalah:
A. 147 persendian yang terdapat pada vertebrae/ tulang punggung:- 25 sendi di area vertebrae/tulang punggung
- 72 sendi di antara vertebrae/tulang punggung dan costae/tulang rusuk.
- 50 sendi di antara vertebraetulang punggung.
B. 24 persendian pada thorax/dada:
- 2 sendi di antara 2 tulang dada dan rongga dada
- 18 sendi di antara dada dan rusuk
- 2 sendi di antara tulang selangka dan tulang bahu
- 2 sendi di antara tulang bahu dan dada.
C. 86 persendian area atas:
- 2 sendi di antara 2 tulang bahu
- 6 sendi di antara 2 siku tangan
- 8 sendi di antara 2 pergelangan tangan
- 70 sendi di antara tulang-tulang tangan.
D. 92 sendi area bawah:
- 2 sendi di antara 2 paha
- 6 sendi di antara 2 lutut
- 6 sendi di antara 2 mata kaki
- 74 sendi di antara 2 kaki
- 4 sendi di antara tulang lutut
E. 11 sendi gelang panggul:
- 4 sendi di antara tulang punggung dan tulang ekor
- 6 sendi di antara tulang pangkal paha
- 1 sendi pada simfisis pubis (pubic symphysis).
Jumlah keseluruhan adalah: 147+24+86+92+11= 360 sendi.
Rangka manusia terdiri dari kumpulan
tulang yang fungsinya menyangga tubuh dan memberinya bentuk, sekaligus
melindungi alat-alat dan bagian-bagiannya, plus menyediakan permukaan
yang kokoh yang menjadikan landasan urat.
Tanpa persendian yang telah disiapkan
Allah agar sebagian besar tulang rangka manusia yang keras dapat
bergerak, tentu manusia akan menderita banyak kesakitan, dan menghadapi
berbagai macam persoalan dan beragam kesulitan.dari sinilah Rasulullah Saw berwasiat kepada manusia untuk bersyukur
kepada Allah setiap hari sesuai dengan (bersedekah) minimal sejumlah
sendi di tubuhnya jika memang tidak dapat melakukan lebih banyak lagi.
Ketika manusia melakukan zikir, syukur, dan sedekah maka sesungguhnya
dia tidak akan mampu memenuhi syukur kepada Allah walau untuk satu sendi
dari 360 sendi yang telah diciptakan Allah di dalam tubuhnya.
Pertanyaannya, siapakah yang mungkin
mengejarkan kepada Nabi Muhammad SAW bahwa setiap manusia diciptakan
dengan 360 sendi? Siapakah yang mendorong Nabi Saw untuk menyelami
hal-hal gaib seperti ini? Allah. Jikalau Allah tidak menguatkan ilmu ini
dengan ilmu dari sisiNya yang telah mendahului semua ilmu manusia, maka
percuma saja ilmu yang diturunkan dan diilhamkan-Nya di dalam kitab-Nya
kepada Nabi terakhir-Nya ini. Penyebutan masalah ini dalam hadist
shahih yang dinisbatkan kepada Nabi Saw sebagaimana yang dikaji di atas
merupakan bukti tersendiri atas kenabian dan kerasulan hingga hari
kiamat.
Inilah gambaran anatomi berdasarkan
hadits Rasulullah yang tidak bisa dibantah oleh manapun baik, dokter,
spesialis, dan berbagai ahli kedokteran. Sudah jelas bagaimana hebatnya
umat muslim mempunyai seorang Rasul yang juga ahli dalam anatomi.
Allahumma Shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala alihi wa ashhabihi ajma’in.
Semoga shalawat kesejahteraan, salam kedamaian dan keberkahan selalu
tercurahkan kepada beliau beserta keluarga, sahabat, dan mereka yang
mengikuti petunjuknya dan berjuang di jalan-Nya sampai kiamat kelak.
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.Semoga kita di akhirat kelak
termasuk sebagai umatnya karena selalu merujuk pada Al Quran dan hadits
Rasulullah Saw, aamiin…
Allah Swt berfirman, “Barangsiapa yang taat kepada Rasul (Muhammad) maka sungguh ia telah taat kepada Allah.”(An-Nisaa: 80).
Maka, demi
tuhanmu, mereka tidak beriman sebelum mereka menjadikan engkau
(Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan,
(sehingga) kemudian tidak ada rasa keberatan dalam hati mereka terhadap
keputusan yang engkau berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.”
(An-Nisaâ: 65).
Demikian pula Allah mengancam
bagi orang yang menyalahi perintah Rasul-Nya dengan cobaan dan azab
yang pedih, sesuai dengan firman-Nya, “Maka hendaklah orang-orang yang
menyalahi perintah Rasul-Nya takut akan mendapat cobaan atau ditimpa
azab yang pedih.” (An-Nur: 63).
Sahabat Rasulullah Saw, Abdullah bin Mas’ud -radhiyallaahu ta’ala ‘anhuma- berkata:
إِنَّكُمْ سَتَجِدُوْنَ أَقْوَامًا
يَزْعُمُوْنَ أَنَّهُمْ يَدْعُوْنَكُمْ إِلَى كَتَابِ اللهِ وَقَدْ
نَبَذُوْهُ وَرَاءَ ظُهُوْرِهِمْ فَعَلَيْكُمْ بِالْعِلْمِ وَإِيَّاكُمْ
وَالتَّبَدُّعَ وَإِيَّاكُمْ وَالتَّنَطُّعَ وَإِيَّاكُمْ وَالتَّعَمُّقَ
وَعَلَيْكُمْ بِالْعَتِيْقِ
“Kalian akan menemui
golongan-golongan yang mengaku mengajak kalian kepada kitabullah,
padahal mereka menaruhnya dibelakang punggung mereka. Maka kalian harus
berilmu dan janganlah berbuat bid’ah, janganlah berlebih-lebihan dalam
beramal ataupun perkataan dan berpeganglah kepada para pendahulu
(salaf). ” (HR. Al-Lalika’iy, Syarhu Ushuli I’tiqodi Ahlis Sunnah wal
Jama’ah, 1/97)
الْقَصْدُ فِي السُنَّةِ خَيْرٌ مِنَ اْلإِجْتِهَادِ فِي اْلبِدْعَةِ
“Sederhana dalam Sunnah lebih
baik dari pada bersungguh dalam masalah bid’ah.” (HR. Ad-Darimi, no.
223, dishahihkan oleh Al-Hakim dan disepakati oleh Adz-Dzahabi)
مَنْ كَانَ مُتَأَسِّيًا
فَلْيَتَأَسَّ بِأَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ n فَإِنَّهُمْ أَبَرُّ قُلُوْبًا
وَأَعْمَقُهَا عِلْمًا وَأَقَلُّهَا تَكَلُّفًا وَأَقْوَمُهَا هَدْيًا
وَأَحْسَنُهَا حَالاً، قَوْمٌ اِخْتَارَهُمُ الله ُلِصُحْبَةِ نَبِيِّهِ
وَإِقَامَةِ دِيْنِهِ، فَاعْرِفُوْا
لَهُمْ فَضْلَهُمْ وَاتَّبِعُوْا آثاَرَهُمْ فَإِنَّهُمْ كَانُوْا عَلَى اْلهُدَى اْلمُسْتَقِيْمِ
لَهُمْ فَضْلَهُمْ وَاتَّبِعُوْا آثاَرَهُمْ فَإِنَّهُمْ كَانُوْا عَلَى اْلهُدَى اْلمُسْتَقِيْمِ
“Barangsiapa yang mengikuti
seseorang, hendaklah ia mengikuti para sahabat Rasulullah -shallallaahu
‘alaihi wa sallam-, karena sesungguhnya hati mereka adalah sebaik-baik
hati manusia. Ilmu mereka adalah sedalam-dalam ilmu manusia. Mereka
paling sedikit bebannya (tidak mengadakan urusan-urusan yang memberatkan
diri), paling lurus jalan (hidup)nya dan paling baik keadaan akhlaknya.
Suatu kaum yang dipilih oleh Allah untuk menjadi sahabat Nabi-Nya dan
menegakkan agama-Nya, maka ketahuilah keutamaan mereka dan ikutilah
atsar-atsarnya (jejak langkahnya) karena sesungguhnya mereka berada di
atas jalan yang lurus.” (I’lamul Muwaqi’in, 4/139)
Malik bin Anas -rahimahullaahu ta’ala- berkata:
لاَيَصْلُحُ آخِرُ هَذِهِ اْلأُمَّةِ إِلاَّ بِمَا صَلُحَ بِهِ أَوَّلهُاَ
“Generasi akhir ummat ini tidak akan baik kecuali dengan (jalan hidup) yang telah menjadikan baik generasi pendahulunya.”
إنّما أنا بشر أخطئ وأصيب, فانظروا في رأيي , فكلّ ماوافق الكتاب والسنّة فخذوه, وما لم يوافق الكتاب والسنّة فاتركوه
“Sesungguhnya diriku adalah
seorang manusia yang terkadang benar dan terkadang salah. Maka
perhatikanlah pendapatku; jika sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah,
maka ambillah, dan segala sesuatu yang tidak sesuai dengan keduanya,
maka tinggalkanlah.”
مَنِ ابْتَدَعَ فِيْ اِلإِسْلاَمِ
بِدْعَةً يَرَاهَا حَسَنَةً فَقَدْ زَعِمَ أَنَّ مُحَمَّدًا خَانَ
الرِّسَالَةَ، لِأَنَّ اللهَ تَعَالَى يَقُوْلُ: (الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ
لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ
اْلإِسْلاَمَ دِيْنًا) فَمَا لَمْ يَكُنْ يَوْمَئِذٍ دِيْنًا فَلاَيَكُنِ
اْليَوْمَ دِيْنًا
“Barangsiapa mengada-adakan
dalam Islam suatu bid’ah dia melihatnya sebagai suatu kebaikan maka dia
telah menuduh Muhammad mengkhianati risalah, karena Allah telah
berfirman: ‘Pada hari ini telah Ku sempurnakan untukmu agamamu, dan
telah kucupkan nikmat-Ku kepadamu, dan telah Ku ridhoi Islam menjadi
agamamu.’ Maka sesuatu yang bukan termasuk ajaran agama pada hari itu
(saat hidup Rasul), bukan pula termasuk ajaran agama pada hari ini.”
,,,
‘Umar bin Abdul Aziz -rahimahullaahu ta’ala- berkata:
أُصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ
تَعَالَى، وَاْلإِقْتِصَادِ فِيْ أَمْرِهِ، وَاتِّبَاعِ سُنَّةِ رَسُوْلِه n
،
وَتَرَكَ مَا أَحْدَثَ الْمُحْدِثُوْنَ بَعْدُ
“Aku berwasiat kepadamu untuk
selalu bertakwa kepada Allah, menjalankan perintah-Nya, mengikuti
Sunnah Rasul-Nya, dan meninggalkan sesuatu yang disampaikan oleh
orag-orang yang senantiasa menciptakan hal-hal yang baru (dalam masalah
agama) sepeninggalanku.”
قال ابن القيم رحمه الله :
الأَعْمَالُ أَرْبَعَةٌ: وَاحِدٌ مَقْبُوْلٌ، وَثَلَاثَةٌ مَرْدُوْدَةٌ،
فَلْمَقْبُولُ مَاكَانَ للهُ خَالِصًا وَلِلسُّنَّةِ مُوَافِقًا،
وَالمَرْدُوْدُ مَافَقَدَ مِنْهُ الوَصْفَانِ أَوْ أَحَدُهُمَا، وَذَلِكَ
أَنَّ الأَعْمَالَ المَقْبُوْلُ هُوَ مَا أَحَبَّ اللهُ وَرَضِيْهِ، وَهُوَ
سُبْحَانَه إِنَّمَا يُحِبُّ مَا أَمَرَ بِهِ وَمَا أُمِلَ لِوَجْهِهِ،
وَمَا عَدَا ذلِكَ مِنَ الأَعْمَالِ فَإِنَّه لَا يُحِبُّهَا، بَلْ
يُمْقِتُهَا وَيُمْقِتُ أَهْلَهَا.
“Amalan itu ada empat macam,
yang satu diterima dan yang tiga tertolak, adapun yang diterima adalah
amalan yang ikhlas karena Allah dan sesuai dengan sunnah (Rasul-Nya),
dan amalan yang tertolak adalah yang kedua atau salah satunya tidak ada
pada amalan itu atau, karena amalan yang diterima itu adalah yang
disukai dan diridhai oleh Allah, sedangkan Allah hanya menyukai amalan
yang Dia perintahkan saja dan diamalkan untuk mencari ridha Nya, maka
apa yang selainnya tidak akan menyebabkan Allah suka, bahkan Dia akan
membencinya dan membenci pelakunya.” (Al-Jaami’ fii Thalabil Ilmi
as-Syariif – Abdul Qadir bin Abdil Aziz – jilid III, bab IV, hal. 37 ).
إِنَّ الْجَمَاعَةَ مَا كَانَ عَلَيْهِ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم وَأَصْحَابُهُ وَالتَّابِعُوْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ
“Sesungguhnya jama’ah adalah
apa yang (ditempuh) oleh Nabi -Shallallahu ‘Alaihi wa sallam- para
sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik.” (Ushuul
al-Iman, hal. 276)
إرسال تعليق