Tidak diragukan bahkan seolah telah menjadi kesepakatan dunia termasuk
kaum muslimin bahwa negeri yahudi terlaknat yang menjajah Palestina
bernama Israel. Bahkan mereka yang mengaku sangat membenci yahudi
-sampai melakukan boikot produk-produk yang diduga menyumbangkan dana
bagi yahudi- turut menamakan yahudi dengan israel. Akan tetapi sangat
disayangkan tidak ada seorang pun yang mengingatkan bahaya besar
penamaan ini.
ketahuilah dan camkan dalam benak hati setiap muslim bahwa ISRAIL adalah nama lain dari seorang Nabi yang mulia, keturunan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam yaitu Nabi Ya’qub ‘alaihis salam. Allah ta’ala berfirman:
كُلُّ الطَّعَامِ كَانَ حِلًّا لِبَنِي إِسْرَائِيلَ إِلَّا مَا حَرَّمَ
إِسْرَائِيلُ عَلَى نَفْسِهِ مِنْ قَبْلِ أَنْ تُنَزَّلَ التَّوْرَاةُ
“Semua makanan adalah halal bagi Bani Israil melainkan makanan yang
diharamkan oleh Israil untuk dirinya sendiri sebelum Taurat diturunkan.” (QS. Ali Imran: 93)
Israil yang pada ayat di atas adalah nama lain dari Nabi Ya’qub ‘alaihis salam. Dan nama ini diakui sendiri oleh orang-orang yahudi, sebagaimana disebutkan dalam hadis dari Ibn Abbas radhiallahu ‘anhu: “Sekelompok
orang yahudi mendatangi Nabi untuk menanyakan empat hal yang hanya
diketahui oleh seorang nabi. Pada salah satu jawabannya, Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan: “Apakah kalian mengakui bahwa
Israil adalah Ya’qub?” Mereka menjawab: “Ya, betul.” Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda: “Ya Allah, saksikanlah.” (HR. Daud At-Thayalisy 2846)
Kata “Israil” merupakan susunan dua kata israa dan iil yang dalam bahasa arab artinya shafwatullah (kekasih Allah). Ada juga yang mengatakan israa dalam bahasa arab artinya ‘abdun (hamba), sedangkan iil artinya Allah, sehingga Israil dalam bahasa arab artinya ‘Abdullah (hamba Allah). (lihat Tafsir At Thabari dan Al Kasyaf ketika menjelaskan tafsir surat Al Baqarah ayat 40)
Telah diketahui bersama bahwa Nabi Ya’qub adalah seorang nabi yang
memiliki kedudukan yang tinggi di sisi Allah ta’ala. Allah banyak
memujinya di berbagai ayat al Qur’an. Jika kita mengetahui hal ini, maka
dengan alasan apa nama Israil yang mulia disematkan kepada orang-orang
yahudi terlaknat. Terlebih lagi ketika umat islam menggunakan nama ini
dalam konteks kalimat yang negatif, diucapkan dengan disertai perasaan
kebencian yang memuncak; Biadab Israil… Israil bangsat… Keparat Israil… Atau dimuat di majalah-majalah dan media massa yang dinisbahkan pada islam, bahkan dijadikan sebagai Head Line News; Israil membantai kaum muslimin… Agresi militer Israil ke Palestina… Israil penjajah dunia…. Dan seterusnya… namun sekali lagi, yang sangat fatal adalah ketika hal ini diucapkan tidak ada pengingkaran atau bahkan tidak merasa bersalah.
Mungkin perlu kita renungkan, pernahkah orang yang mengucapkan
kalimat-kalimat di atas merasa bahwa dirinya telah menghina Nabi Ya’qub ‘alaihis salam?
pernahkah orang-orang yang menulis kalimat ini di majalah-majalah yang
berlabel islam dan mengajak kaum muslimin untuk mengobarkan jihad,
merasa bahwa dirinya telah membuat tuduhan dusta kepada Nabi Ya’qub ‘alaihis salam? mengapa mereka tidak membayangkan bahwasanya bisa jadi ungkapan-ungkapan salah kaprah ini akan mendatangkan murka Allah – wal ‘iyaadzu billaah – karena isinya adalah pelecehan dan tuduhan bohong kepada Nabi Ya’qub ‘alaihis salam. Mengapa tidak disadari bahwa Nabi Ya’qub ‘alaihis salam
tidak ikut serta dalam perbuatan orang-orang yahudi dan bahkan beliau
berlepas diri dari perbuatan mereka yang keparat. Pernahkah mereka
berfikir, apakah Nabi Israil ‘alaihis salam ridha andaikan beliau masih
hidup?!
Allah ta’ala berfirman:
وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا
“Orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mu’min dan mu’minat
tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sungguh mereka telah memikul
kebohongan dan dosa yang nyata.” (QS. Al Ahzab: 58)
Allah menyatakan, menyakiti orang mukmin biasa laki-laki maupun wanita
sementara yang disakiti tidak melakukan kesalahan dianggap sebagai
perbuatan dosa, bagaimana lagi jika yang disakiti adalah seorang Nabi
yang mulia, tentu bisa dipastikan dosanya lebih besar dari pada sekedar
menyakiti orang mukmin biasa.
Satu hal yang perlu disadari oleh setiap muslim, penamaan negeri yahudi
dengan Israil termasuk salah satu di antara sekian banyak konspirasi
(makar) yahudi terhadap dunia. Mereka tutupi kehinaan nama asli mereka YAHUDI dengan nama Bapak mereka yang mulia Nabi Israil ‘alaihis salam. Karena bisa jadi mereka sadar bahwa nama YAHUDI telah disepakati jeleknya oleh seluruh dunia, mengingat Allah telah mencela nama ini dalam banyak ayat di Al-Qur’an.
Yang Paling Dekat dengan Agama Nabi Ya’qub bukan Orang Yahudi
Yang mewarisi agama Nabi Ya’qub dan kakeknya Ibrahim ‘alaihimas salam adalah orang-orang yang beriman. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ أَوْلَى النَّاسِ بِإِبْرَاهِيمَ لَلَّذِينَ اتَّبَعُوهُ وَهَذَا
النَّبِيُّ وَالَّذِينَ آَمَنُوا وَاللَّهُ وَلِيُّ الْمُؤْمِنِينَ
“Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Ibrahim ialah
orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad), beserta
orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan Allah adalah Pelindung
semua orang-orang yang beriman.” (QS. Ali Imran: 68)
Perhatikan pula dalam ayat berikut diceritakan bahwa Ibrahim ‘alaihis salam berlepas diri dari orang Yahudi, Nashrani dan orang musyrik. Allah Ta’ala berfirman,
مَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيًّا وَلَا نَصْرَانِيًّا وَلَكِنْ كَانَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
“Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan
tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah)
dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik.” (QS. Ali Imran: 67)
Walaupun orang Yahudi berasal dari keturunan Ibrahim dan Israel (Ya’qub),
namun kita umat Islam harus meyakini bahwa mereka adalah musuh-musuh
Allah dan musuh para Rasul yaitu Muhammad, Ibrahim dan Israel (Ya’qub).
Kedekatan orang Yahudi denga Ibrahim dan Israel (Ya’qub) tidaklah
bermanfaat sama sekali karena mereka tidak beriman pada wahyu yang
diturunkan oleh Allah. Jadi, orang yang paling dekat dengan Ibrahim dan
Ya’qub adalah orang yang beriman dan bukanlah orang Yahudi yang
merupakan musuh Allah.
Janganlah Mengarahkan Celaan Pada Seorang Nabi
Setelah kita tahu bahwa Yahudi bukanlah Israel, lantas pantaskah kita
mengarahkan cercaan dan celaan pada Israel atau negeri Israel? Yang lebih tepat adalah cercaan tersebut diarahkan pada mereka orang Yahudi yang merupakan musuh Allah, bukan kepada Israel yakni Nabi Ya’qub yang penuh dengan kemuliaan. Semoga hal ini bisa jadi perenungan bagi kita semua.
Ketahuilah bahwa celaan kepada Nabi yang mulia ini yaitu dengan mencela Israel (Ya’qub)
tidaklah akan berpengaruh padanya sama sekali sebagaimana pula dahulu
orang Quraisy mencela Nabi yang mulia yaitu Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam,
namun celaan tersebut tidak berpengaruh dan dipalingkan dari beliau.
Marilah kita merenungkan hadits yang mulia ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَلاَ تَعْجَبُونَ كَيْفَ يَصْرِفُ اللَّهُ عَنِّى شَتْمَ قُرَيْشٍ
وَلَعْنَهُمْ يَشْتِمُونَ مُذَمَّمًا وَيَلْعَنُونَ مُذَمَّمًا وَأَنَا
مُحَمَّدٌ
“Tidakkah kalian heran, bagaimana Allah bisa memalingkan celaan dan
laknat kaum Quraisy padaku. Mereka ingin mencaci dan melaknat orang yang
tercela, padahal aku adalah Muhammad (nabi yang mulia).” (HR. Bukhari no. 3533).
Kesimpulan:
Janganlah kita menyebut orang Yahudi dengan Israel. Dan juga janganlah kita mencela Israel karena dia adalah seorang Nabi yang mulia. Yang lebih pantas dicela dan dicerca adalah orang Yahudi yang merupakan musuh Allah. Inilah yang harus kita renungkan.
Sumber: muslim.or.id, rumaysho.com
إرسال تعليق