Ketika kita berpikir menggunakan ilmu pengetahuan dan logika, maka kita
akan tahu bahwa hanya ada satu Tuhan dan ketika kita meneliti
Al-Qur'an, maka kita akan tahu bahwa inilah firman Tuhan yang
sesungguhnya.
Dan inilah keunggulannya, Islam tidak menjauhkan
ilmu pengetahuan, Islam tidak mengesampingkan para ilmuwan seperti yang
dilakukan beberapa agama di masa lalu.
Segala yang telah diteliti di masa sekarang oleh para ilmuwan, ternyata terbukti secara ilmiah di dalam ayat-ayat Al-Qur'an.
Maka sekarang mari kita bahas ketiga argumen yang akan membuktikan keberadaan Tuhan dan membantah paham ateisme.
Argumen #1: Hukum Kedua Termodinamika.
Mungkin melihat dari istilahnya, kita akan berpikir bahwa hukum ini
rumit, tapi sebenarnya sangat mudah dimengerti. Hukum fisika ini pada
dasarnya mengungkapkan fakta bahwa segala hal di di jagat raya ini
bergerak dari keteraturan menuju kekacauan.
Misalnya, jika kita
tidak mengurus rumah kita, maka catnya akan pudar, debu-debu akan
menumpuk, dan pada akhirnya rumah kita akan rusak.
Sekarang
jika kau mengambil hukum Kedua Termodinamika ini menjadi pernyataan
logika, keseluruhan jagat raya ini adalah sistem yang besar, jadi jagat
raya juga harusnya bergerak dari keteraturan menjadi kekacauan. Seperti
yang dikatakan ilmuwan, jika periode waktu yang lama telah berlalu, maka
akan terjadi kekacauan.
Dan setiap benda terdiri dari atom.
Atom tersebut terdiri dari elektron, proton, dan neutron. Setiap atom
yang ada dalam setiap benda selalu bergerak dan berputar. Atom-atom yang
bergerak dan berputar tersebut pada suatu saat akan kehabisan energi,
jadi suatu hari nanti jagat raya akan berakhir.
Tapi kata
orang-orang ateis jagat raya ini tanpa ada permulaan dan takkan pernah
berakhir. Tapi hal ini bertentangan dengan Hukum Kedua Termodinamika,
karena menurut hukum ini, jika periode waktu yang lama telah berlalu,
akan terjadi kekacauan dan jagat raya akan mati total.
Hal ini
berarti matahari tidak akan ada, dan eksistensi manusia tak akan pernah
terjadi. Tapi yang terjadi malah sebaliknya, matahari bersinar,
planet-planet mengorbit dalam orbitnya masing-masing, dan manusia dapat
hidup dengan baik. Itu berarti kita tidak berada dalam keadaan “matinya
alam semesta”, bukankah begitu? Dan karena kita tidak berada dalam
keadaan matinya alam semesta, itu berarti belum cukup waktu yang
berlalu. Jika belum cukup waktu yang berlalu, itu berarti waktu ada
permulaannya, jagat raya juga ada permulaannya. Jika jagat raya ada
permulaannya, berarti segala sesuatu yang mulai eksis harus ada yang
memulainya. Dan kita sebagai Muslim percaya bahwa Allah yang memulainya.
Perhatikanlah Surat Al-Baqarah ayat 255 berikut ini:
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup
kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan
tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang
dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui
apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak
mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya.
Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat
memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (Q.S.
Al-Baqarah:255)
Jadi mari aku menyimpulkannya. Apapun yang
mulai eksis, harus ada yang memulainya, sedangkan dunia ini ada
permulaannya. Karena kita tidak dalam keadaan matinya alam semesta, maka
waktu bersifat terbatas. Jika jagat raya mulai eksis, maka ada Sesuatu
yang memulainya. Dan Yang memulai alam semesta adalah Sang Pencipta.
Argumen #2: Keteraturan Jagat Raya.
Sekarang dalam sebuah analogi singkat, misalnya kita sedang duduk untuk
menonton TV di dalam rumah kita. Kita duduk di kursi dan kursinya harus
ditempatkan dalam posisi yang benar. TV-nya juga harus diatur menghadap
ke arah kita, agar kita dapat menontonnya. Kita juga harus punya remote
TV yang sesuai dengan merek TV kita, agar kita dapat mengganti-ganti
channelnya semau kita. Jadi seiring kita duduk menonton TV, bagaimana
mungkin kita tidak melayang, bagaimana mungkin kita tidak tertekan ke
bawah? Ini berarti ada cukup gaya gravitasi untuk menahan kita sehingga
kita dapat duduk dengan baik. Jika gaya gravitasi kurang sedikit saja,
maka kita akan melayang ke atas. Jika gravitasi terlalu banyak, maka
tubuh kita akan hancur karena menopang berat kita. Jadi harus ada yang
mengatur gravitasi dalam takaran yang tepat di bumi.
Udara yang
kita hirup saat ini harus mengandung 78% nitrogen dan 21% oksigen.
Misalnya kadar oksigennya lebih besar atau lebih rendah, maka kita tidak
mampu bertahan hidup di bumi ini. Siapa yang menempatkan oksigen dalam
takaran yang pas agar kita, hewan, dan tumbuh-tumbuhan dapat hidup?
Contoh sederhananya begini: Misalnya seseorang membawakan kita
secangkir kopi, maka takaran gulanya harus pas, karena kita tidak akan
suka jika gula atau krimnya terlalu banyak. Kalau takarannya pas, maka
kopi itu akan terasa nikmat. Begitu juga, jarak antara bumi dan matahari
benar-benar dalam jarak yang tepat. Jika sedikit saja lebih dekat, bumi
akan sangat panas dan kehidupan akan punah. Jika sedikit lebih jauh
dari matahari, maka bumi akan sangat dingin sehingga kehidupan juga akan
punah. Jadi ada begitu banyak variabel yang ditakar dengan sangat pas
di bumi, di dalam tubuh kita, di dalam sel kita, dan di jagat raya,
sehingga tidak mungkin ini semua terjadi secara kebetulan.
Argumen #3: Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan firman Tuhan yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad
S.A.W. oleh Allah S.W.T. Al-Qur’an punya banyak mukjizat di dalamnya.
Al-Qur’an punya mukjizat bahasa, mukjizat berupa nubuat-nubuat termasuk
juga sabda Nabi Muhammad, ada fakta ilmiah, fakta sejarah, jadi
Al-Qur’an merupakan sebuah kitab yang komprehensif. Sekarang, mari kita
bahas fakta ilmiah Al-Qur’an.
Al-Qur’an adalah kitab yang
diwahyukan 1.400 tahun yang lalu pada saat tidak ada teknologi modern.
Bahkan, Nabi Muhammad S.A.W. tidak dapat membaca atau menulis. Allah
mewahyukannya kepada Muhammad S.A.W. ketika dunia terselubung kegelapan.
Al-Qur’an membawa cahaya ke dalam dunia yang suram. Ketika dalam
kitab-kitab sebelumnya ditemukan banyak kesalahan ilmiah karena
tangan-tangan manusia telah merusaknya, maka di dalam Al-Qur’an tidak
ada kontradiksi sama sekali. Manusia pada saat itu berpikir bahwa agama
dan pengetahuan tidak bisa selaras, tapi Al-Qur’an membantah anggapan
itu karena di dalamnya terdapat begitu banyak fakta ilmiah yang membuat
kagum ilmuwan-ilmuwan terkenal di dunia. Di antara 6.000 ayat Quran,
sebanyak 500 ayat berhubungan dengan fakta-fakta ilmiah.
Jika
kita bertanya pada ilmuwan atau kosmologis di luar sana tentang proses
pembentukan alam semesta, mereka akan berkata bahwa langit dan bumi
berada dalam satu massa primordial, kemudian terjadi ledakan besar 14
milyar tahun yang lalu, dan dari ledakan itu terciptalah sistem tata
surya. Dan yang menakjubkan adalah semua ini telah difirmankan dalam
surat Al-Anbiyya:30
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak
mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu
yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. (Q.S. Al-Anbiyya:30)
Kemudian dari penelitian para ilmuwan kita mengetahui bahwa tahap awal
pembentukan semesta berbentuk seperti asap/kabut. Dan dari situ mulai
terbentuklah benda-benda langit. Ternyata hal ini sudah difirmankan
dalam Quran surat Fushshilat:11.
Lalu pada tahun 1960, manusia
mengenal tentang Red Shift dan Blue Shift, sebuah fakta yang membuktikan
bahwa jagat raya ini terus meluas. Semua bintang-bintang saling menjauh
satu sama lain. Mereka memenangkan piala nobel di sekitar tahun 1960
karena penemuan ini. Dan lagi-lagi Quran telah berfirman dalam surat Adz
Dzaariyaat:47 bahwa Allah yang menciptakan langit kemudian Dia
meluaskannya. Semua ini sudah difirmankan 1.400 tahun yang lalu, sebelum
adanya ilmu pengetahuan apapun.
Dan tentang bentuk bumi,
orang-orang dulu berpikir bahwa bumi ini datar. Namun Quran berfirman
bahwa bentuk bumi seperti telur burung unta dalam surat An Naaziaat:30.
Quran juga membahas tentang bagaimana bayi tumbuh di dalam rahim seorang ibu dalam surat Al-Mu’minuun:12-14.
Quran menjelaskan tentang pegunungan dan akar pegunungan dalam surat
An-Naba’:6-7. Disana disebutkan bahwa pegunungan seperti tenda dan punya
akar. Totalnya ada 500 fakta ilmiah, disebutkan dalam kitab yang
ditulis 1.400 tahun yang lalu ini.
Dan ada begitu banyak
ilmuwan seperti Dr. Keith Moore, Marshall Johnson, Joe Simpson, Maurice
Bucaille, dan ilmuwan-ilmuwan lainnya, yang mempelajari Quran untuk
sekian lama, dan mereka semua menyimpulkan bahwa kitab dan ayat-ayat di
dalamnya tidak mungkin ditulis seorang manusia, ini tentunya dari Sang
Pencipta. Mereka adalah orang-orang yang ahli dalam bidang ilmu
pengetahuan, contohnya Dr. Keith Moore, dia embriologist yang terkenal.
Sekarang sebuah fakta yang ingin saya jelaskan adalah mengenai
embriologi, bagaimana seorang bayi berkembang dalam rahim sang ibu.
Disebutkan dalam surat Al-Mu’minuun:12 -14 mulai dari fertilisasi hingga
ke perkembangan organ-organ tubuh janin, yang menjelaskan dengan detail
keadaan ketika embrio berumur sekitar 6-7 hari. Quran menggambarkan
embrio pada periode itu bagaikan lintah, dia berada di dalam rahim dan
menghisap nutrisi dari sang ibu. Yang mengejutkan adalah bentuknya,
morfologi, dan fungsinya memang menyerupai seekor lintah. Semua ini baru
bisa dilihat dengan mikroskop berkekuatan tinggi. Manusia dengan mata
telanjang tidak dapat melihat hal-hal ini, apalagi 1.400 tahun yang lalu
belum ada mikroskop. Semua ini membuktikan bahwa informasi ini tidak
mungkin datang dari seorang manusia, karena pengetahuan ini baru
ditemukan di abad ke-20.
Jadi setelah mendengarkan ketiga
argumen ini, seseorang yang mau berpikir dapat mengetahui keberadaan
Tuhan menggunakan ilmu pengetahuan, logika, filosofi, sejarah, dan
segala bidang ilmu pengetahuan. Jika Tuhan ada, dan ada begitu banyak
agama, bagaimana kita tahu mana agama yang benar? Jawabannya adalah
bahwa Tuhan telah mengirimkan wahyu-Nya yang terakhir dalam Al-Qur’an.
Jadi Islam adalah jalan hidup yang benar. Islam berarti tunduk pada
Tuhan Yang Maha Esa dan mengiktui petunjuk-Nya. Di dalam Islam,
seseorang akan menemukan solusi kehidupan.
Mungkin setiap orang
ingin tahu, apa tujuan kehidupan? Apakah kita disini hanya untuk
mendapatkan uang, kerja siang dan malam, atau hidup lebih dari sekedar
itu? Tuhan berfirman dalam Quran Adz-Dzaariyaat:55 bahwa tujuan
kehidupan adalah untuk menyembah-Nya. Jadi ketika kita melakukan itu
dalam rasa kerohanian, maka kita akan menemukan kedamaian dan tujuan
hidup. Dengan begitu seseorang akan menemukan solusi terhadap semua
masalahnya. Solusi terhadap masyarakat, ekonomi, obat-obatan,
homoseksualitas, keluarga, dan sebagainya adalah Islam. Insya Allah
dengan Islam seseorang akan mendapatkan kedamaian dan tujuan hidup, dan
kebahagiaan berupa surga di akhirat.
Ketika kita berpikir menggunakan ilmu pengetahuan dan logika, maka kita
akan tahu bahwa hanya ada satu Tuhan dan ketika kita meneliti
Al-Qur'an, maka kita akan tahu bahwa inilah firman Tuhan yang
sesungguhnya.
Dan inilah keunggulannya, Islam tidak menjauhkan
ilmu pengetahuan, Islam tidak mengesampingkan para ilmuwan seperti yang
dilakukan beberapa agama di masa lalu.
Segala yang telah diteliti di masa sekarang oleh para ilmuwan, ternyata terbukti secara ilmiah di dalam ayat-ayat Al-Qur'an.
Maka sekarang mari kita bahas ketiga argumen yang akan membuktikan keberadaan Tuhan dan membantah paham ateisme.
Argumen #1: Hukum Kedua Termodinamika.
Mungkin melihat dari istilahnya, kita akan berpikir bahwa hukum ini
rumit, tapi sebenarnya sangat mudah dimengerti. Hukum fisika ini pada
dasarnya mengungkapkan fakta bahwa segala hal di di jagat raya ini
bergerak dari keteraturan menuju kekacauan.
Misalnya, jika kita
tidak mengurus rumah kita, maka catnya akan pudar, debu-debu akan
menumpuk, dan pada akhirnya rumah kita akan rusak.
Sekarang
jika kau mengambil hukum Kedua Termodinamika ini menjadi pernyataan
logika, keseluruhan jagat raya ini adalah sistem yang besar, jadi jagat
raya juga harusnya bergerak dari keteraturan menjadi kekacauan. Seperti
yang dikatakan ilmuwan, jika periode waktu yang lama telah berlalu, maka
akan terjadi kekacauan.
Dan setiap benda terdiri dari atom.
Atom tersebut terdiri dari elektron, proton, dan neutron. Setiap atom
yang ada dalam setiap benda selalu bergerak dan berputar. Atom-atom yang
bergerak dan berputar tersebut pada suatu saat akan kehabisan energi,
jadi suatu hari nanti jagat raya akan berakhir.
Tapi kata
orang-orang ateis jagat raya ini tanpa ada permulaan dan takkan pernah
berakhir. Tapi hal ini bertentangan dengan Hukum Kedua Termodinamika,
karena menurut hukum ini, jika periode waktu yang lama telah berlalu,
akan terjadi kekacauan dan jagat raya akan mati total.
Hal ini
berarti matahari tidak akan ada, dan eksistensi manusia tak akan pernah
terjadi. Tapi yang terjadi malah sebaliknya, matahari bersinar,
planet-planet mengorbit dalam orbitnya masing-masing, dan manusia dapat
hidup dengan baik. Itu berarti kita tidak berada dalam keadaan “matinya
alam semesta”, bukankah begitu? Dan karena kita tidak berada dalam
keadaan matinya alam semesta, itu berarti belum cukup waktu yang
berlalu. Jika belum cukup waktu yang berlalu, itu berarti waktu ada
permulaannya, jagat raya juga ada permulaannya. Jika jagat raya ada
permulaannya, berarti segala sesuatu yang mulai eksis harus ada yang
memulainya. Dan kita sebagai Muslim percaya bahwa Allah yang memulainya.
Perhatikanlah Surat Al-Baqarah ayat 255 berikut ini:
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup
kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan
tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang
dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui
apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak
mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya.
Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat
memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (Q.S.
Al-Baqarah:255)
Jadi mari aku menyimpulkannya. Apapun yang
mulai eksis, harus ada yang memulainya, sedangkan dunia ini ada
permulaannya. Karena kita tidak dalam keadaan matinya alam semesta, maka
waktu bersifat terbatas. Jika jagat raya mulai eksis, maka ada Sesuatu
yang memulainya. Dan Yang memulai alam semesta adalah Sang Pencipta.
Argumen #2: Keteraturan Jagat Raya.
Sekarang dalam sebuah analogi singkat, misalnya kita sedang duduk untuk
menonton TV di dalam rumah kita. Kita duduk di kursi dan kursinya harus
ditempatkan dalam posisi yang benar. TV-nya juga harus diatur menghadap
ke arah kita, agar kita dapat menontonnya. Kita juga harus punya remote
TV yang sesuai dengan merek TV kita, agar kita dapat mengganti-ganti
channelnya semau kita. Jadi seiring kita duduk menonton TV, bagaimana
mungkin kita tidak melayang, bagaimana mungkin kita tidak tertekan ke
bawah? Ini berarti ada cukup gaya gravitasi untuk menahan kita sehingga
kita dapat duduk dengan baik. Jika gaya gravitasi kurang sedikit saja,
maka kita akan melayang ke atas. Jika gravitasi terlalu banyak, maka
tubuh kita akan hancur karena menopang berat kita. Jadi harus ada yang
mengatur gravitasi dalam takaran yang tepat di bumi.
Udara yang
kita hirup saat ini harus mengandung 78% nitrogen dan 21% oksigen.
Misalnya kadar oksigennya lebih besar atau lebih rendah, maka kita tidak
mampu bertahan hidup di bumi ini. Siapa yang menempatkan oksigen dalam
takaran yang pas agar kita, hewan, dan tumbuh-tumbuhan dapat hidup?
Contoh sederhananya begini: Misalnya seseorang membawakan kita
secangkir kopi, maka takaran gulanya harus pas, karena kita tidak akan
suka jika gula atau krimnya terlalu banyak. Kalau takarannya pas, maka
kopi itu akan terasa nikmat. Begitu juga, jarak antara bumi dan matahari
benar-benar dalam jarak yang tepat. Jika sedikit saja lebih dekat, bumi
akan sangat panas dan kehidupan akan punah. Jika sedikit lebih jauh
dari matahari, maka bumi akan sangat dingin sehingga kehidupan juga akan
punah. Jadi ada begitu banyak variabel yang ditakar dengan sangat pas
di bumi, di dalam tubuh kita, di dalam sel kita, dan di jagat raya,
sehingga tidak mungkin ini semua terjadi secara kebetulan.
Argumen #3: Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan firman Tuhan yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad
S.A.W. oleh Allah S.W.T. Al-Qur’an punya banyak mukjizat di dalamnya.
Al-Qur’an punya mukjizat bahasa, mukjizat berupa nubuat-nubuat termasuk
juga sabda Nabi Muhammad, ada fakta ilmiah, fakta sejarah, jadi
Al-Qur’an merupakan sebuah kitab yang komprehensif. Sekarang, mari kita
bahas fakta ilmiah Al-Qur’an.
Al-Qur’an adalah kitab yang
diwahyukan 1.400 tahun yang lalu pada saat tidak ada teknologi modern.
Bahkan, Nabi Muhammad S.A.W. tidak dapat membaca atau menulis. Allah
mewahyukannya kepada Muhammad S.A.W. ketika dunia terselubung kegelapan.
Al-Qur’an membawa cahaya ke dalam dunia yang suram. Ketika dalam
kitab-kitab sebelumnya ditemukan banyak kesalahan ilmiah karena
tangan-tangan manusia telah merusaknya, maka di dalam Al-Qur’an tidak
ada kontradiksi sama sekali. Manusia pada saat itu berpikir bahwa agama
dan pengetahuan tidak bisa selaras, tapi Al-Qur’an membantah anggapan
itu karena di dalamnya terdapat begitu banyak fakta ilmiah yang membuat
kagum ilmuwan-ilmuwan terkenal di dunia. Di antara 6.000 ayat Quran,
sebanyak 500 ayat berhubungan dengan fakta-fakta ilmiah.
Jika
kita bertanya pada ilmuwan atau kosmologis di luar sana tentang proses
pembentukan alam semesta, mereka akan berkata bahwa langit dan bumi
berada dalam satu massa primordial, kemudian terjadi ledakan besar 14
milyar tahun yang lalu, dan dari ledakan itu terciptalah sistem tata
surya. Dan yang menakjubkan adalah semua ini telah difirmankan dalam
surat Al-Anbiyya:30
Dan apakah orang-orang yang kafir tidak
mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu
yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. (Q.S. Al-Anbiyya:30)
Kemudian dari penelitian para ilmuwan kita mengetahui bahwa tahap awal
pembentukan semesta berbentuk seperti asap/kabut. Dan dari situ mulai
terbentuklah benda-benda langit. Ternyata hal ini sudah difirmankan
dalam Quran surat Fushshilat:11.
Lalu pada tahun 1960, manusia
mengenal tentang Red Shift dan Blue Shift, sebuah fakta yang membuktikan
bahwa jagat raya ini terus meluas. Semua bintang-bintang saling menjauh
satu sama lain. Mereka memenangkan piala nobel di sekitar tahun 1960
karena penemuan ini. Dan lagi-lagi Quran telah berfirman dalam surat Adz
Dzaariyaat:47 bahwa Allah yang menciptakan langit kemudian Dia
meluaskannya. Semua ini sudah difirmankan 1.400 tahun yang lalu, sebelum
adanya ilmu pengetahuan apapun.
Dan tentang bentuk bumi,
orang-orang dulu berpikir bahwa bumi ini datar. Namun Quran berfirman
bahwa bentuk bumi seperti telur burung unta dalam surat An Naaziaat:30.
Quran juga membahas tentang bagaimana bayi tumbuh di dalam rahim seorang ibu dalam surat Al-Mu’minuun:12-14.
Quran menjelaskan tentang pegunungan dan akar pegunungan dalam surat
An-Naba’:6-7. Disana disebutkan bahwa pegunungan seperti tenda dan punya
akar. Totalnya ada 500 fakta ilmiah, disebutkan dalam kitab yang
ditulis 1.400 tahun yang lalu ini.
Dan ada begitu banyak
ilmuwan seperti Dr. Keith Moore, Marshall Johnson, Joe Simpson, Maurice
Bucaille, dan ilmuwan-ilmuwan lainnya, yang mempelajari Quran untuk
sekian lama, dan mereka semua menyimpulkan bahwa kitab dan ayat-ayat di
dalamnya tidak mungkin ditulis seorang manusia, ini tentunya dari Sang
Pencipta. Mereka adalah orang-orang yang ahli dalam bidang ilmu
pengetahuan, contohnya Dr. Keith Moore, dia embriologist yang terkenal.
Sekarang sebuah fakta yang ingin saya jelaskan adalah mengenai
embriologi, bagaimana seorang bayi berkembang dalam rahim sang ibu.
Disebutkan dalam surat Al-Mu’minuun:12 -14 mulai dari fertilisasi hingga
ke perkembangan organ-organ tubuh janin, yang menjelaskan dengan detail
keadaan ketika embrio berumur sekitar 6-7 hari. Quran menggambarkan
embrio pada periode itu bagaikan lintah, dia berada di dalam rahim dan
menghisap nutrisi dari sang ibu. Yang mengejutkan adalah bentuknya,
morfologi, dan fungsinya memang menyerupai seekor lintah. Semua ini baru
bisa dilihat dengan mikroskop berkekuatan tinggi. Manusia dengan mata
telanjang tidak dapat melihat hal-hal ini, apalagi 1.400 tahun yang lalu
belum ada mikroskop. Semua ini membuktikan bahwa informasi ini tidak
mungkin datang dari seorang manusia, karena pengetahuan ini baru
ditemukan di abad ke-20.
Jadi setelah mendengarkan ketiga
argumen ini, seseorang yang mau berpikir dapat mengetahui keberadaan
Tuhan menggunakan ilmu pengetahuan, logika, filosofi, sejarah, dan
segala bidang ilmu pengetahuan. Jika Tuhan ada, dan ada begitu banyak
agama, bagaimana kita tahu mana agama yang benar? Jawabannya adalah
bahwa Tuhan telah mengirimkan wahyu-Nya yang terakhir dalam Al-Qur’an.
Jadi Islam adalah jalan hidup yang benar. Islam berarti tunduk pada
Tuhan Yang Maha Esa dan mengiktui petunjuk-Nya. Di dalam Islam,
seseorang akan menemukan solusi kehidupan.
Mungkin setiap orang
ingin tahu, apa tujuan kehidupan? Apakah kita disini hanya untuk
mendapatkan uang, kerja siang dan malam, atau hidup lebih dari sekedar
itu? Tuhan berfirman dalam Quran Adz-Dzaariyaat:55 bahwa tujuan
kehidupan adalah untuk menyembah-Nya. Jadi ketika kita melakukan itu
dalam rasa kerohanian, maka kita akan menemukan kedamaian dan tujuan
hidup. Dengan begitu seseorang akan menemukan solusi terhadap semua
masalahnya. Solusi terhadap masyarakat, ekonomi, obat-obatan,
homoseksualitas, keluarga, dan sebagainya adalah Islam. Insya Allah
dengan Islam seseorang akan mendapatkan kedamaian dan tujuan hidup, dan
kebahagiaan berupa surga di akhirat.
Posting Komentar