Oleh
Ustadz Dr. Ali Musri Semjan Putra. MA
Ustadz Dr. Ali Musri Semjan Putra. MA
PENDAHULUAN
Segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam buat nabi kita yang mulia Muhammad Shalallahu’ alaihi wa sallam beserta keluarga dan para sahabat beliau. Berangkat dari rasa ingin saling menasehati sesama Muslim, kami meluangkan waktu untuk membahas salah satu topik aktual dewasa ini. Yaitu tentang Daulah Islamiyah Iraq dan Syam (داعش) yang lebih popular dengan ISIS (Islamis State of Iraq and Sham). Jika kita amati isu ISIS telah menjadi polemik baru di tengah-tengah masyarakat. Adanya pro dan kontra terhadap sesuatu yang baru muncul itu hal yang biasa. Akan tetapi suatu hal yang tidak bisa diterima dan dibenarkan sama sekali adalah memanfaatkan isu ISIS untuk menolak Islam dari jarak jauh dan dekat, lalu dikait-kaitkan dengan dakwah Ahlus Sunnah yang sedang bersemi di bumi nusantara ini. Dengan kata lain: memancing di air keruh…
Segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam buat nabi kita yang mulia Muhammad Shalallahu’ alaihi wa sallam beserta keluarga dan para sahabat beliau. Berangkat dari rasa ingin saling menasehati sesama Muslim, kami meluangkan waktu untuk membahas salah satu topik aktual dewasa ini. Yaitu tentang Daulah Islamiyah Iraq dan Syam (داعش) yang lebih popular dengan ISIS (Islamis State of Iraq and Sham). Jika kita amati isu ISIS telah menjadi polemik baru di tengah-tengah masyarakat. Adanya pro dan kontra terhadap sesuatu yang baru muncul itu hal yang biasa. Akan tetapi suatu hal yang tidak bisa diterima dan dibenarkan sama sekali adalah memanfaatkan isu ISIS untuk menolak Islam dari jarak jauh dan dekat, lalu dikait-kaitkan dengan dakwah Ahlus Sunnah yang sedang bersemi di bumi nusantara ini. Dengan kata lain: memancing di air keruh…
Semoga
tulisan sederhana ini dapat menggambarkan siapa sebanarnya ISIS? dan bagaimana
seharusnya kita bersikap terhadap ISIS? Selamat membaca dan semoga bermanfaat
SEJARAH
KELAHIRAN ISIS
Gerakan ISIS bermula dari dibentuknya “Jamaah Tauhid dan Jihad” di Irak pada tahun 2004 oleh Abu Mush’ab Zarqawi. Kemudian pada waktu yang bersamaan Zarqawi menyatakan pembai’atannya terhadap pimpinan tertinggi al-Qaeda Usamah bin Ladin, dengan demikian ia langsung menjadi perwakilan resmi al-Qaeda di Irak. Ketika Amerika menjajah Irak pasukan Zarqawi sangat agresif dalam menentang penjajahan tersebut. Hal ini menyebabkan banyak pejuang Irak yang bergabung dengan pasukan Zarqawi. Meskipun secara idiologi mereka berbeda, akan tetapi kondisi perang menyebabkan mereka untuk bergabung dengan segala kekuatan dalam melawan penjajahan Amerika terhadap rakyat Irak. Dengan berlalunya waktu pengaruh Zarqawi semakin kuat di tengah-tengah para pejuang Irak dan jumlah pasukannya semakin bertambah dan membesar.
Gerakan ISIS bermula dari dibentuknya “Jamaah Tauhid dan Jihad” di Irak pada tahun 2004 oleh Abu Mush’ab Zarqawi. Kemudian pada waktu yang bersamaan Zarqawi menyatakan pembai’atannya terhadap pimpinan tertinggi al-Qaeda Usamah bin Ladin, dengan demikian ia langsung menjadi perwakilan resmi al-Qaeda di Irak. Ketika Amerika menjajah Irak pasukan Zarqawi sangat agresif dalam menentang penjajahan tersebut. Hal ini menyebabkan banyak pejuang Irak yang bergabung dengan pasukan Zarqawi. Meskipun secara idiologi mereka berbeda, akan tetapi kondisi perang menyebabkan mereka untuk bergabung dengan segala kekuatan dalam melawan penjajahan Amerika terhadap rakyat Irak. Dengan berlalunya waktu pengaruh Zarqawi semakin kuat di tengah-tengah para pejuang Irak dan jumlah pasukannya semakin bertambah dan membesar.
Pada
tahun 2006 Zarqawi mengumumkan melalui sebuah rekaman tentang pembentukan
“Majlis Syura Mujahidin” yang diketuai oleh Abdullah Rasyid al-Baghdadi. Tujuan
dari pembentukan “Majlis Syura Mujahidin” ini adalah untuk mengantisipasi
perpecahan dikemudian hari antara berbagai kelompok pejuang yang tersebar di
berbagai pelosok daerah Irak. Namun sebulan setelah pernyataannya tersebut
Zarqawi terbunuh, lalu posisinya digantikan oleh salah seorang tokoh al-Qaeda
yang bernama Abu Hamzah al-Muhajir.
Kemudian
pada akhir tahun 2006 sebagian besar pasukan “Majlis Syura Mujahidin” berhasil
mengambil sebuah keputusan bersama untuk mendirikan Negara Islam Irak di bawah
pimpinan Abu Umar al-Baghdadi.
Lalu
pada tanggal 19 April 2010 pasukan Amerika mengadakan penyerangan udara
besar-besaran terhadap salah satu daerah Irak yang bernama Tsar-tsar. Sehingga
terjadilah pertempuran sengit antara pasukan pejuang Irak dengan penjajah
Amerika. Satu minggu setelah pertempuran tersebut pasukan al-Qaeda memberikan
pernyataan melalui internet bahwa Abu Umar al-Baghdadi (Pimpinan Negara Islam
Irak) dan Abu Hamzah al-Muhajir (Pimpinan Majlis Syura Mujahidin) telah
terbunuh dalam pertempuran tersebut di kediaman mereka. Sekitar sepuluh hari
berselang dari meninggalnya kedua orang tersebut diadakanlah rapat Majlis Syura
Negara Islam Irak. Dalam rapat Majlis Syura tersebut terpilihlah Abu Bakar
al-Baghdadi sebagai pengganti Abu Umar al-Baghdadi menjadi Pimpinan Negara
Islam Irak.
Abu
Bakar al-Baghdadi, bernama asli Ibrahim bin ‘Awad bin Ibrahim al-Badri lahir
disalah satu distrik di Irak yang bernama Samura’ pada tahun 1971. Ia adalah
alumni S3 Universitas Islam Baghdad yang berprofesi sebagai pengajar/ dosen.
Saat Amerika menjajah Irak Abu Bakar al-Baghdadi bangkit ikut berjuang bersama
rakyat Irak di Samura’, seketika itu ia hanya memimpin sebuah pleton kecil.
Kemudian ia berkerjasama dengan beberapa orang yang terindikasi memiliki
ideologi teroris untuk membentuk sebuah pasukan perang tersendiri. Saat Zarqawi
mengumumkan pembentukan “Majlis Syura Mujahidin” tahun 2006 ia termasuk
diantara pimpinan pasukan mujahidin yang bergabung kedalamnya. Saat itu ia
ditunjuk sebagai anggota Majlis Syura sekaligus menduduki posisi untuk
menangani bagian pembentukan dan pengaturan urusan kesyariatan dalam “Majlis
Syura Mujahidin”. Pada akhirnya ia menjadi orang kepercayaan Abu Umar
al-Baghdadi dan ditunjuk sebagai penggantinya oleh Abu Umar al-Baghdadi sebagai
pimpinan Negara Islam Irak setelahnya. Inilah sekilas kronologi terpilihnya Abu
Bakar al-Baghdadi sebagai pimpinan Negara Islam Irak yang kemudian setelah
meluaskan sayapnya ke Suriah dan mengklaim daerah-daerah yang sudah dibebaskan
oleh para mujahidin lain dari kekuasan Bashar Asad dan menamakan kekuasaanya
dengan Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) pada tanggal 9 April 2013.
KRONOLOGI
BERDIRINYA ISIS
Setelah terjadinya peperangan di Suriah pada tahun 2011 antara tentara Bashar Asad dengan pasukan penentang penguasa, sebagian kelompok-kelompok mujahidin di Irak ikut bergabung membantu pasukan penentang penguasa. Pada awal tahun 2014 pasukan penentang penguasa berhasil menguasai sebagian besar dari wilayah Suriah, terutama perbatasan antara Suriah dan Irak. Di antara pasukan yang membantu perjuangan Rakyat Suriah melawan pemerintahan Bashar Asad adalah pasukan Jabhah Nushrah yang merupakan perwakilan al-Qaeda untuk wilayah Syam di bawah pimpinan Abu Muhammad al-Faatih dan lebih populer dengan panggilan al-Jaulani. Diantara tokoh al-Qaeda yang loyal dengan pasukan Jabhah Nushrah adalah Aiman Zawahiri, Abu Qotadah al-Falistini dan Abu Muhammad al-Maqdisi.
Setelah terjadinya peperangan di Suriah pada tahun 2011 antara tentara Bashar Asad dengan pasukan penentang penguasa, sebagian kelompok-kelompok mujahidin di Irak ikut bergabung membantu pasukan penentang penguasa. Pada awal tahun 2014 pasukan penentang penguasa berhasil menguasai sebagian besar dari wilayah Suriah, terutama perbatasan antara Suriah dan Irak. Di antara pasukan yang membantu perjuangan Rakyat Suriah melawan pemerintahan Bashar Asad adalah pasukan Jabhah Nushrah yang merupakan perwakilan al-Qaeda untuk wilayah Syam di bawah pimpinan Abu Muhammad al-Faatih dan lebih populer dengan panggilan al-Jaulani. Diantara tokoh al-Qaeda yang loyal dengan pasukan Jabhah Nushrah adalah Aiman Zawahiri, Abu Qotadah al-Falistini dan Abu Muhammad al-Maqdisi.
Pada
tanggal 9 April 2013 Abu Bakar al-Baghdadi mengumumkan melalui sebuah rekaman
bahwa pasukan Jabhah Nushrah adalah bagian dari Negara Islam Irak. Dan ia
mengganti penyebutan Jabhah Nushrah dengan nama Negara Islam Irak dan Syam
(ISIS). Selang beberapa hari setelah itu Abu Muhammad al-Jaulani sebagai
pimpinan Jabhah Nushrah menjawab pernyataan Abu Bakar al-Baghdadi dalam sebuah
rekaman pula. Dalam rekaman tersebut ia menjelaskan tentang hubungan antara
Negara Islam Irak dengan Jabhah Nushrah. Kemudian ia menyatakan penolakan
keinginan Abu Bakar al-Baghdadi untuk menggabungkan Jabhah Nushrah kedalam
Negara Islam Irak yang dipimpin al-Baghdadi. Setelah itu ia manyatakan
pembai’atannya terhadap pasukan al-Qaeda di Afganistan. Selang beberapa hari
setelah itu pimpinan al-Qaeda yang lainnya mendukung pernyataan penolakan
terhadap pernyataan Abu Bakar al-Baghdadi. Secara tegas Aiman Zawahiri sekitar
bulan November 2013 menyatakan bahwa ISIS bukan bagian dari al-Qaeda dan
al-Qaeda berlepas diri dari ISIS yang kejam dan bengis terhadap sesama muslim.
Bahkan para tokoh al-Qaeda di berbagai Negara menyebut bahwa ISIS adalah kaum
Khawarij kotemporer karena sangat ekstrim terhadap orang Islam di luar kelompok
mereka, dengan sebutan murtad. Mereka melakukan aksi-aksi kekerasan yang sangat
naif terhadap rakyat sipil dan pasukan mujahidin lain, baik di Irak maupun di
Suriah.
Pada
awalnya Abu Bakar al-Baghdadi hanya ditugaskan untuk pembebasan Irak, adapun
Suriah sudah dibawah kendali pimpinan al-Qaeda Syam. Alasan lain adalah akan
terjadinya kekacauan antara sesama kelompok mujahidin yang sedang berjihad
dilapangan tempur bila ada pengklaiman pendirian negara, karena hal ini perlu
dibicarakan dengan seluruh elemen yang berjuang dalam pembebasan Suriah. Sejaki
saat itu mulailah terjadi gesekan antara ISIS dengan pasukan-pasukan lain yang
sedang berjuang melawan pasukan Bashar Asad di Suriah. Hari demi hari ISIS
semakin menunjukkan kebiadabannya baik terhadap mujahidin lain yang diluar
pasukan mereka maupun terhadap rakyat sipil yang tidak berdosa. Mereka
meledakkan pos-pos mujahidin dan tempat-tempat pengungsian dengan bom mobil.
Bahkan
mereka menghadang konvoi bantuan makanan dan kesehatan di tengah perjalanan
yang disalurkan oleh relawan kemanusian dari berbagai Negara Muslim di dunia
untuk rakyat Suriah yang sedang berada di pengungsian. Lalu bantuan bahan
makanan dan kesehatan tersebut mereka rampas, bahkan sebahagian dari tim
relawan yang membawa bantuan tersebut ada yang mereka siksa atau mereka bunuh.
Pada
tanggal 29 Juni 2014, juru bicara ISIS memaklumatkan Abu Bakar al-Baghdadi
sebagai Khalifah Muslimin dan penyebutan Negara dirubah dari ISIS menjadi
Negara Islam. Dari sinilah ISIS melihat setiap orang yang enggan untuk
membai’at Abu Bakar al-Baghdadi adalah kafir karena telah menentang penegakan
Negara Islam dan penerapan syariat Islam. Dan mereka melihat memerangi dan
membunuh kaum murtad didahulukan dari memerangi orang kafir asli. Sehingga
tidak sedikit kaum muslimin yang mereka bunuh, baik dari kalangan mujahidin,
maupun rakyat sipil dari wanita dan anak-anak dengan cara yang amat keji dan
kejam. Perbuatan biadab tersebut mereka sebarkan melalui internet. Tujuan
mereka memperlihatkan kekejian tersebut adalah sebagai ancaman dan untuk
membuat ketakutan bagi orang yang enggan menerima keputusan mereka. Semenjak
diprolamirkan berdirinya ISIS, semenjak itu pula terjadi pembunuhan dan
pembantaian terhadap sesama muslim dan terhadap jiwa-jiwa tidak berdosa baik di
Irak maupun di Suriah.
KESESATAN
IDEOLOGI ISIS
Berikut ini, kami sebutkan beberapa kesesatan ISIS yang paling fatal yang persis sama dengan sifat-siafat golongan Khawarij yang dijelaskan dalam hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, diantara adalah:
Berikut ini, kami sebutkan beberapa kesesatan ISIS yang paling fatal yang persis sama dengan sifat-siafat golongan Khawarij yang dijelaskan dalam hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, diantara adalah:
1.
Mengklaim Bahwa Pimpinan Mereka Adalah Sebagai Khalifah Yang Wajib Dibaiat Dan
Ditaati Oleh Setiap Muslim.
Semenjak kemunculan Khawarij dalam sejarah Islam mereka selalu mengklaim bahwa
pemimpin mereka adalah pemimpin yang sah dan mutlak untuk ditaati. Karena
menurut mereka seorang pemimpin harus terlepas dari dosa-dosa besar. Bila
seorang pemimpin terjatuh kedalam dosa besar maka menurut mereka pemimpin
tersebut wajib diganti. Bahkan harus dibunuh karena ia telah kafir dengan dosa
tersebut, kecuali taubat dan menyatakan keislamannya kembali. Oleh sebab itu
sejak dulu negara Khawarij tidak pernah stabil dan bertahan lama. Selama
pemimpin mereka manusia, maka ia sangat berpeluang untuk jatuh kedalam dosa.
Sangat sulit dan tidak akan pernah ada pemimpin yang bebas dari dosa.
Klaim
seorang penguasa bahwa dirinya sebagai Khalifah umat Islam sudah sering terjadi
dalam sepanjang sejarah umat Islam setelah umat Islam mengalami kemunduran
dalam kekuatan politik sejak masa Dinasti Umawiyah, Abassiyah sampai Dinasti
Utsmaniyah. Bahkan tidak sedikit pula diantara mereka yang mengaku sebagai Imam
Mahdi akhir zaman. Terakhir peristiwa klaim tesebut dilakukan oleh kelompok
Juhaiman di kota Makkah pada tahun 1979[1]. Peristiwa-peristiwa tersebut telah
memakan korban yang cukup banyak dari kalangan kaum muslimin.
Hal
yang melatarbelakangi peristiwa-peristiwa serupa biasanya dimulai dari proses
pembelajaran agama yang jauh dari bimbingan para Ulama. Terutama dalam memahami
dalil-dalil yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di
akhir zaman. Kemudian ditambah lagi oleh kondisi umat yang memprihatinkan,
membuat sebagian orang ingin menjadi pahlawan di siang bolong. Dan sebab yang
lebih dominan adalah kecintaan terhadap kekuasaan. Sebagian orang ada yang
menjadikan dalil agama demi mencapai tujuan hawa nafsunya. Maka Abu Bakar
al-Bagdadi bukanlah orang pertama yang mengaku dirinya sebagai Khalifah dalam
sejarah Islam. Bahkan di antara mereka yang mengaku sebagai Khalifah terdapat
orang jauh lebih baik kepribadiannya dari Abu Bakar al-Baghdadi. Akan tetapi
pengakuan mereka tersebut berlaku pada wilayah yang mereka kuasai semata.
Disebut khalifah karena ia pengganti penguasa sebelumnya, bukan dalam artian
khalifah sebagai penguasa umat Islam di seluruh penjuru dunia[2].
Maka
khalifah dalam pengertian tersebut, bisa disamakan pada setiap pemimpin muslim
yang memimpin kaum Muslimin di wilayah negara manapun.
Syaikh
Muhamad Mubarakfuri rahimahullah menjelaskan bahwa pada abad ke 5H banyak
sekali penguasa yang menyebut dirinya khalifah. Di Andalus ada lima orang,
masing-masing menyebut dirinya khalifah dan termasuk pula penguasa Mesir dan
Dinasti Abassiyah di Baghdad, sampai yang mengaku khalifah di berbagai penjuru
dunia dari kalangan Alawiyah dan Khawarij. Hal inilah yang dimaksud oleh sabda
Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam: “Akan terdapat khalifah-khalifah yang
banyak jumlahnya”[3].[HR.Muslim].
Hal
yang senada juga dijelaskan Imam Nawawi rahimahullah dalam kitabnya “Syarah
Shahih Muslim”[4].
Adapun
Khilafah dalam artian melindungi segenap umat Islam di seluruh pelosok sedunia,
telah dijelaskan oleh Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam bahwa pemerintahan
yang berbentuk kekhalifahan seperti ini hanya berlangsung selama 30 tahun
setelah beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat. Kemudian setelah itu bentuk
pemerintahan akan berubah menjadi kerajaan.
Rasulullah
Shalallahu’alaihi wa sallam bersabda:
الْخِلَافَةُ
فِيْ أُمَّتِيْ ثَلَاثُوْنَ سَنَةً ثُمَّ مُلْكٌ بَعْدَ ذَلِكَ
“Kekhilafahan
di tengah umatku selama tiga puluh tahun, kemudian setelah itu berupa
kerajaan”[5].
2.
Mengkafirkan Setiap Muslim Yang Tidak Mau Membai’at Khalifah Mereka.
Salah satu dari kebiasaan orang-orang Khawarij sejak dulu kala adalah kegemaran
mereka mengkafirkan orang Muslim yang tidak mau menerima pandangan dan pendapat
mereka. Jika duhulu mereka berani mengkafirkan seperti Khalifah Ali bin Abi
Thalib Radhiyallahu ‘anhu sahabat yang mulia dan dijamin masuk surga oleh
Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam, bagaimana dengan pemimpin setelahnya
atau pemimpin-pemimpin yang ada saat ini? Jika zaman sekarang mereka berani
mengkafirkan Syaikh Bin Baz rahimahullah bagaimana dengan ulama yang lainnya?
Berdasarkan
berbagai informasi yang kami peroleh dari berbagai sumber, pasukan ISIS sangat
mudah mengobral vonis kafir terhadap Muslim yang di luar kelompok mereka.
Rasul
kita Muhammad Shalallahu’alaihi wa sallam telah memperingatkan umatnya dari
jauh-jauh hari agar mereka tidak meremehkan soal vonis murtad atau kafir antara
sesama mereka. Sebab, bila seorang Muslim dituduh kafir oleh sorang Muslim
lainnya, maka ucapan tersebut melekat pada salah seorang dari mereka. Bila yang
dituduh tidak demikian adanya, maka ucapan tersebut kembali kepada orang yang
menuduh kafir.
إِذَا
كَفَّرَ الرَّجُلُ أَخَاهُ فَقَدْ بَاءَ بِهَا أَحَدُهُمَا
“Apabila
seseorang mengkafirkan saudaranya maka sungguh salah seorang dari keduanya
telah terkena kalimat tersebut”[6] .
Dalam
riwayat lain berbunyi:
أَيُّمَا
امْرِئٍ قَالَ لأَخِيهِ يَا كَافِرُ. فَقَدْ بَاءَ بِهَا أَحَدُهُمَا إِنْ كَانَ
كَمَا قَالَ وَإِلاَّ رَجَعَتْ عَلَيْهِ
“Siapaun
yang berkata kepada saudaranya: Hai kafir! maka sungguh salah seorang dari keduanya
telah terkena kalimat tersebut, jika adanya seperti ia ucapkan, dan jika tidak
maka ucapan tersebut kembali kepada yang mengucapkannya”[7] .
3.
Menghalalkan Darah Setiap Orang Yang Tidak Mau Membai’at Khilafah Mereka.
Diantara kesesatan sekte Khawarij sejak dulu kala dengan menghalalkan darah
orang yang di luar kelompok mereka. Bahkan sesama kelompok Khawarij sekalipun
dengan alasan yang sangat sepele mereka dengan mudah melakukan pembunuhan.
Meskipun orang yang akan mereka eksekusi nyata-nyata mengucapakan dua kalimat
syahadat di hadapan mereka secara jelas, akan tetapi mereka tetap menyiksa dan
membunuhnya dengan cara sadis dan kejam. Bahkan mereka meledakkan masjid yang
dipenuhi oleh jamaah menunaikan sholat jum’at.
Dalam
doktrin ISIS memerangi Muslim yang di luar kelompok mereka yang mereka sebut
sebagai orang yang murtad lebih utama untuk dibunuh dan diperangi sebelum
memerangi orang-orang kafir asli.
Lihatlah
bagaimana yang dilakukan oleh pendahulu mereka terhadap seorang sahabat nabi
yang bernama Abdullah bin Khabbaab Radhiyallahu anhu, mereka membunuhnya dan
membelah perut isterinya yang sedang hamil di hadapannya [8].
Atas
dasar informasi yang kami dapatkan dari orang yang langsung menyaksikan kekejam
ISIS, sungguh perbuatan mereka jauh lebih keji, lebih kejam, lebih sadis dan
lebih hina dari Khawarij-Khawarij yang terdahulu.
Bahkan
mereka melakukan pembunuhan secara membabi buta, tanpa memperdulikan orang baik
atau bukan, orang yang diberi jaminan keamanan atau bukan.
Rasulullah
Shalallahu’alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ
خَرَجَ مِنَ الطَّاعَةِ وَفَارَقَ الْجَمَاعَةَ فَمَاتَ مَاتَ مِيتَةً
جَاهِلِيَّةً وَمَنْ قَاتَلَ تَحْتَ رَايَةٍ عُمِّيَّةٍ يَغْضَبُ لِعَصَبَةٍ أَوْ
يَدْعُو إِلَى عَصَبَةٍ أَوْ يَنْصُرُ عَصَبَةً فَقُتِلَ فَقِتْلَةٌ جَاهِلِيَّةٌ
وَمَنْ خَرَجَ عَلَى أُمَّتِي يَضْرِبُ بَرَّهَا وَفَاجِرَهَا وَلاَ يَتَحَاشَ
مِنْ مُؤْمِنِهَا وَلاَ يَفِي لِذِي عَهْدٍ عَهْدَهُ فَلَيْسَ مِنِّى وَلَسْتُ
مِنْهُ.
“Barangsiapa
yang meninggalkan ketaatan kepada pemimpin dan keluar dari jama’ah (persatuan)!
Lalu ia mati, maka ia mati dalam jahiliyah. Barangsiapa yang berperang di bawah
bendera kesesatan, ia marah demi kelompok tertentu atau karena mengajak kepada
kelompok tertentu, atau karena mendukungnya, lalu ia terbunuh, maka ia terbunuh
dalam kajahiliyahan. Barangsiapa yang memberontak atas umatku, ia membunuh
orang baik maupun yang jahat, dan tidak memperdulikan orang beriman sekalipun,
demikian pula tidak menepati janji bagi orang yang diberi perjanjian, maka ia
tidak termasuk bagian dariku dan aku tidak termasuk bagian
darinya”.[HR.Muslim][9]
Imam
al-Bukhari rahimahullah berkata : “Oleh sebab itu Ibnu Umar Radhiyallahu anhuma
memandang mereka adalah seburuk-buruk makhluk, karena mereka mengambil
ayat-ayat yang turun tentang orang kafir lalu mereka menjadikannya untuk
orang-orang mukmin”[10].
Rasulullah
Shalallahu’alaihi was salam senantiasa memberikan nasehat kepada pasukan yang
beliau utus untuk sebuah perperangan agar tidak membunuh anak-anak:
اغْزُوا
بِاسْمِ اللَّهِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ قَاتِلُوا مَنْ كَفَرَ بِاللَّهِ اغْزُوا
وَلاَ تَغُلُّوا وَلاَ تَغْدِرُوا وَلاَ تَمْثُلُوا وَلاَ تَقْتُلُوا وَلِيدًا
“Berperanglah
di jalan Allah dengan menyebut nama Allah! Perangi orang yang kafir kepada
Allah! Jangan berbuat curang! Jangan mengambil harta rampasan perang sebelum
pembagian! Jangan lakukan penyiksaan! Dan jangan kalian bunuh anak-anak!”[11]
Dalam
sebuah perperangan Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam mendapatkan kabar ada
anak-anak kecil yang terbunuh, lalu beliau Shalallahu’alaihi wa sallam
bersabda:
مَا
بَالُ أَقْوَامٍ جَاوَزَهُمُ الْقَتْلُ الْيَوْمَ حَتَّى قَتَلُوا الذُّرِّيَّةَ]،
فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّمَا هُمْ أَوْلاَدُ الْمُشْرِكِينَ،
فَقَالَ: “أَلاَ إِنَّ خِيَارَكُمْ أَبْنَاءُ الْمُشْرِكِينَ ثُمَّ قَالَ: “أَلاَ
لاَ تَقْتُلُوا ذُرِّيَّةً أَلاَ لاَ تَقْتُلُوا ذُرِّيَّةً .
“Mengapa
ada orang-orang pada hari ini yang berbuat melampaui batas dalam membunuh
sehingga ada yang membunuh anak-anak. Lalu seseorang berkata: “Ya Rasulullah!
Mereka tersebut anak-anak orang musyrikin”. Beliau menjawab: “Bukahkah orang
yang terbaik diantara kalian hari ini adalah anak-anak orang musyrikin?”
Kemudian beliau bersbada: “Ketahuilah, Jangan kalian membunuh anak-anak!
Ketahuilah jangan kalian membunuh anak-anak”[12].
Dalam
aksinya orang-orang ISIS tidak segan-segan meledakan masjid yang dipenuhi oleh
jama’ah sedang menunaikan shalat Jum’at. Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam
melarang melakukan penyerangan terhadap perkampungan yang ada masjid di
dalamnya atau terdengar suara azan dari kampung tersebut.
إِذَا
رَأَيْتُمْ مَسْجِدًا أَوْ سَمِعْتُمْ مُؤَذِّنًا فَلاَ تَقْتُلُوا أَحَدًا
“Apabila
kalian melihat masjid atau mendengar suara Muadzin maka jangan kalian membunuh
seorangpun”[13].
Kalau
kita perhatikan di masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu ada
sebagian kaum muslimin yang tidak mau membaiat beliau. Akan tetapi beliau tidak
pernah mengkafirkan apalagi membunuh mereka. Bahkan orang-orang Khawarij yang
mengkafirkan dan menentang beliau tidak beliau kafirkan. Meskipun beliau pada
akhirnya meninggal karena dibunuh oleh seorang Khawarij yang bernama Ibnu
Muljam.
Jika
Amirul mukminin Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu tidak mau melakukan
pemaksaan terhadap orang yang tidak mau membaiat beliau. Lalu apakah Abu Bakar
al-Baghdadi layak untuk memaksa agar orang harus membaiatnya? Tidakkah ia
merasa malu terhadap dirinya sendiri.
4.Mewajibkan
Setiap Muslim Untuk Membatalkan Baiat Mereka Kepada Pemimpin Negara Mereka
Masing-Masing.
Hal ini sangat berpontesi menjadikan kaum muslimin untuk dicurigai dan
dimata-matai oleh pemerintah mereka, bahkan menyebabkan sebagian mereka
ditangkap dan dihukum. Namun apakah mereka mendapat pembelaan dari orang-orang
ISIS di sana? Apakah ISIS tahu tentang keadaan mereka dan dapat berbuat sesuatu
untuk mereka?
Bahkan
yang lebih fatal lagi dari itu semua, hal ini akan memancing terjadinya
pemberontakan dan pembunuhan di banyak negara kaum Muslimin. Tindakan mereka
jelas-jelas sangat menentang dalil-dalil agama. Rasulullah Shalallahu ’alaihi
wa sallam telah memperingatkan umat terhadap kondisi ini dalam sabdanya:
وَسَتَكُونُ
خُلَفَاءُ فَتَكْثُرُ قَالُوا فَمَا تَأْمُرُنَا قَالَ فُوا بِبَيْعَةِ الأَوَّلِ
فَالأَوَّلِ وَأَعْطُوهُمْ حَقَّهُمْ فَإِنَّ اللَّهَ سَائِلُهُمْ عَمَّا
اسْتَرْعَاهُمْ
“Akan
muncul khalifah-khalifah yang banyak jumlahnya”, Para Sahabat bertanya : Apa
perintahmu untuk kami? Jawab Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam : “Penuhi
baiat yang pertama terlebih dahulu dan berikan hak mereka, sesungguhnya Allah
akan meminta pertanggungjawaban mereka terhadap apa yang Allah tugaskan kepada
mereka”[14].
Hadits
ini menegaskan kepada kaum muslimin dalam kondisi banyaknya orang mengaku
dirinya sebagai khalifah untuk tetap taat dan setia terhadap pemimpin mereka
yang pertama.
Rasulullah
Shalallahu’alaihi was salam telah memperingatkan umat Islam tentang bagaimana
menyikapi orang yang memecah bela persatuan kaum Muslimin. ‘Arfajah berkata :
“Aku mendengar Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّهُ
سَتَكُونُ هَنَاتٌ وَهَنَاتٌ فَمَنْ أَرَادَ أَنْ يُفَرِّقَ أَمْرَ هَذِهِ
الأُمَّةِ وَهْىَ جَمِيعٌ فَاضْرِبُوهُ بِالسَّيْفِ كَائِنًا مَنْ كَانَ
“Sesungguhnya
akan terjadi kekacauan dan kekacauan, Barangsiapa yang ingin memecah belah
persatuan umat ini sedangkan mereka bersatu (dibawah pemimpin), maka hendaklah
kalian penggal leher orang tersebut dengan pedang siapapun orangnya”[15].
Hadits
ini memberikan ketegasan untuk menjaga persatuan di bawah penguasa yang resmi.
Dan kita wajib melakukan penolakan terhadap setiap orang yang berusaha memecah
bela antara kaum muslimin dengan pemimpin mereka.
5.
Kebodohan Mereka Tentang Ajaran Agama Terutama Perkara Yang Berkaitan Jihad Dan
Khilafah.
Sifat-sifat mereka persis sama dengan sifat orang-orang Khawarij yang yang telah digambarkan oleh Rasulullah Shalallahu’alaihi was salam dalam Sunnahnya. Oleh sebab itu tidak ada perbedaan pendapat di tengah para ulama Ahlus Sunnah untuk menyebut mereka sebagai Khawarij kontemporer. Bahkan tokoh-tokoh dari kalangan kelompok al-Qaeda sendiri menyebut ISIS sebagai kelompok Khawarij yang paling ekstrim dalam sejarah.
Sifat-sifat mereka persis sama dengan sifat orang-orang Khawarij yang yang telah digambarkan oleh Rasulullah Shalallahu’alaihi was salam dalam Sunnahnya. Oleh sebab itu tidak ada perbedaan pendapat di tengah para ulama Ahlus Sunnah untuk menyebut mereka sebagai Khawarij kontemporer. Bahkan tokoh-tokoh dari kalangan kelompok al-Qaeda sendiri menyebut ISIS sebagai kelompok Khawarij yang paling ekstrim dalam sejarah.
Berbagai
ulah biadab dilakukan oleh ISIS terhadap kaum Muslimin di luar kelompok mereka.
Seperti, penyembelihan dan pembunuhan yang mereka lakukan terhadap orang-orang
Muslim adalah bukti kejahilan (kebodohan) mereka dengan ajaran agama yang mulia
ini. Terlebih-lebih lagi bila kita mendengarkan berbagai alasan mereka dalam
melakukan tindakan biadap tersebut. mereka benar-benar persis dengan sifat
khawarij yang terdapat dalam hadits-hadits berikut ini.
Yusair
bin Amru bertanya kepada Sahal bin Hanif :
“Apakah kamu pernah mendengar Nabi
Shalallahu’alaihi was salam berbicara tentang Khawarij?” Sahal menjawab, “ Aku
mendengar beliau bersabda sambil menunjuk dengan tangannya ke arah Irak. “Akan
keluar dari daerah sana sekelompok kaum yang gemar membaca Al qur’an akan
tetapi tidak melewati kerongkongan mereka. Mereka keluar dari agama Islam
seperti keluarnya anak panah dari busurnya”[16] .
Para
ulama menerangkan maksud dari kata-kata “gemar membaca al-Qur’an akan tetapi
tidak melewati kerongkongan mereka”, mereka tidak memahami tentang apa yang
mereka baca dan bacaan tersebut tidak memperbaiki keyakinan mereka, karena isi
bacaan mereka tersebut tidak masuk kedalam hati mereka dalam bentuk ilmu. Tentu
hal ini yang menyebabkan mereka bodoh tentang ajaran agama. Bahkan digambarkan
kecepatan mereka keluar dari agama bagaikan secepat anak panah dari busurnya.
Dalam
hadits yang lain diperjelas lagi tentang gambaran kebodohan mereka. Berkata Ali
bin AbiThalib Radhiyallahu ‘anhu, aku mendengar Rasulullah Shalallahu’alaihi wa
sallam bersabda:
سَيَخْرُجُ
فِى آخِرِ الزَّمَانِ قَوْمٌ أَحْدَاثُ الأَسْنَانِ سُفَهَاءُ الأَحْلاَمِ
يَقُولُونَ مِنْ خَيْرِ قَوْلِ الْبَرِيَّةِ يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ
حَنَاجِرَهُمْ يَمْرُقُونَ مِنَ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ
الرَّمِيَّةِ
“Akan
keluar di akhir zaman sekelompok orang, berusia muda lagi berpikiran dungu.
Mereka mengatakan sebaik-baik ucapan manusia. Mereka gemar membaca al-Qur’an,
akan tetapi tidak melewati kerongkongan mereka. Mereka keluar dari agama Islam
seperti keluarnya anak panah dari busurnya”[17].
Dalam
melakukan berbagai aksinya, orang-orang Khawarij menggunakan simbol-simbol
agama dan merasa diri mereka membela agama Allah. Akan tetapi, tanpa mereka
sadari, pada hakikatnya mereka merobohkan agama Allah. Sebagaimana sabda
Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam tentang mereka:
سَيَكُونُ
فِى أُمَّتِى اخْتِلاَفٌ وَفُرْقَةٌ قَوْمٌ يُحْسِنُونَ الْقِيلَ وَيُسِيئُونَ
الْفِعْلَ -إلى أن قال- يَدْعُونَ إِلَى كِتَابِ اللَّهِ وَلَيْسُوا مِنْهُ فِى
شَىْءٍ مَنْ قَاتَلَهُمْ كَانَ أَوْلَى بِاللَّهِ مِنْهُمْ.
“Akan
terjadi di tengah-tengah umatku perselisihan dan perpecahan, sekelompok kaum
yang indah dalam ungkapan namun buruk dalam perbuatan”. (sampai pada ungkapan
beliau): “Mereka mengajak kepada kitab Allah, tetapi mereka tidak termasuk
kedalamnya sedikitpun. Orang yang menentang mereka lebih baik di sisi Allah
daripada mereka”[18] .
Dalam
lafazh yang lain berbunyi:
يَقْرَءُونَ
الْقُرْآنَ يَحْسِبُونَ أَنَّهُ لَهُمْ وَهُوَ عَلَيْهِمْ.
“Mereka
membaca al-Qur’an, hal itu mereka kira (hujjah) bagi mereka namun sesungguhnya
hal itu (hujjah) yang menentang mereka”[19] .
TINGKATAN
KHAWARIJ DALAM PENGKAFIRAN DAN PEMBUNUHAN
1. Mengkafirkan Pejabat Tinggi Negara saja.
2. Mengkafirkan Pejabat Tinggi dan Pasukan Keamanan yang menanggulangi teroris.
3. Mengkafirkan Pejabat Tinggi dan seluruh Pasukan Keamanan Negara.
4. Mengkafirkan penguasa secara mutlak dan para ulama yang loyal kepada mereka.
5. Mengkafirkan penguasa secara mutlak dan setiap orang yang loyal kepada mereka.
6. Mengkafirkan penguasa dan rakyat secara mutlak,tetapi mereka tidak menjadikan rakyat sipil sebagai sasaran pembunuhan.
7. Mengkafirkan penguasa dan rakyat secara mutlak, sekaligus menjadikan rakyat sipil sebagai sasaran pembunuhan yang berada di lokasi perlawanan mereka.
8. Mengkafirkan penguasa dan rakyat secara mutlak dan membunuh setiap pribadi yang diluar kelompok mereka, kecuali wanita dan anak-anak.
9. Mengkafirkan penguasa dan rakyat secara mutlak dan membunuh dengan sadis setiap pribadi yang diluar kelompok mereka sekalipun orang tua renta, wanita dan anak-anak kapan dan dimanapun mereka berada.
1. Mengkafirkan Pejabat Tinggi Negara saja.
2. Mengkafirkan Pejabat Tinggi dan Pasukan Keamanan yang menanggulangi teroris.
3. Mengkafirkan Pejabat Tinggi dan seluruh Pasukan Keamanan Negara.
4. Mengkafirkan penguasa secara mutlak dan para ulama yang loyal kepada mereka.
5. Mengkafirkan penguasa secara mutlak dan setiap orang yang loyal kepada mereka.
6. Mengkafirkan penguasa dan rakyat secara mutlak,tetapi mereka tidak menjadikan rakyat sipil sebagai sasaran pembunuhan.
7. Mengkafirkan penguasa dan rakyat secara mutlak, sekaligus menjadikan rakyat sipil sebagai sasaran pembunuhan yang berada di lokasi perlawanan mereka.
8. Mengkafirkan penguasa dan rakyat secara mutlak dan membunuh setiap pribadi yang diluar kelompok mereka, kecuali wanita dan anak-anak.
9. Mengkafirkan penguasa dan rakyat secara mutlak dan membunuh dengan sadis setiap pribadi yang diluar kelompok mereka sekalipun orang tua renta, wanita dan anak-anak kapan dan dimanapun mereka berada.
Dalam
tingkatan Khawarij melakukan pengkafiran dan pembunuhan sebagaimana yang
terdapat dalam uraian di atas, maka ISIS menempati urutan terakhir yaitu
tingkat yang paling ekstrim dalam pengkafiran dan paling sadis dalam
pembunuhan.
KESIMPULAN
1. ISIS adalah pecahan dari kelompok al-Qaeda, yang jauh lebih ekstrim dan sadis dalam melakukan pembunuhan dari kelompok al-Qaeda lainnya.
2. Mereka lebih tepat untuk disebut sebagai Khawarij kontemporer yang harus dicegah dan diantipasi perkembangannya.
3. ISIS adalah kelompok yang menyimpang dari ajaran Islam baik secara doktrin maupun prilaku.
4. Segala sikap dan prilaku mereka tidak boleh disandarkan kepada Islam, apalagi dikatakan sebagai ajaran Islam.
5. Setiap muslim hendaknya melakukan kewaspadaan diri dan keluarga mereka dari pengaruh doktrin dan gerakan ISIS. Wallahu mustaan
1. ISIS adalah pecahan dari kelompok al-Qaeda, yang jauh lebih ekstrim dan sadis dalam melakukan pembunuhan dari kelompok al-Qaeda lainnya.
2. Mereka lebih tepat untuk disebut sebagai Khawarij kontemporer yang harus dicegah dan diantipasi perkembangannya.
3. ISIS adalah kelompok yang menyimpang dari ajaran Islam baik secara doktrin maupun prilaku.
4. Segala sikap dan prilaku mereka tidak boleh disandarkan kepada Islam, apalagi dikatakan sebagai ajaran Islam.
5. Setiap muslim hendaknya melakukan kewaspadaan diri dan keluarga mereka dari pengaruh doktrin dan gerakan ISIS. Wallahu mustaan
PENUTUP
Demikian sekilas tentang hakikat negara ISIS. Berikuti ini berberapa sumber yang bisa dirujuk dalam pembahasan ini:
• http://www.alalam.ir/news/1552479
• http://www.ahraralsham.com/?p=2941
• http://www.dawaalhag.com/?p=8114
• http://justpaste.it/dls1
• http://justpaste.it/dlai
• http://halabnews.com/news/36562
• http://halabnews.com/news/36822
• http://halabnews.com/news/39875
• http://halabnews.com/news/42816
• http://halabnews.com/news/44617
Demikian sekilas tentang hakikat negara ISIS. Berikuti ini berberapa sumber yang bisa dirujuk dalam pembahasan ini:
• http://www.alalam.ir/news/1552479
• http://www.ahraralsham.com/?p=2941
• http://www.dawaalhag.com/?p=8114
• http://justpaste.it/dls1
• http://justpaste.it/dlai
• http://halabnews.com/news/36562
• http://halabnews.com/news/36822
• http://halabnews.com/news/39875
• http://halabnews.com/news/42816
• http://halabnews.com/news/44617
[Disalin dari majalah As-Sunnah
Edisi 06/Tahun XVIII/1435/2014M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta,
Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax
0271-858196]
_______
Footnote
[1]. Lihat Kisahmuslim.com
[2]. Lihat Tuhfatul Ahwadzi 6/396
[3]. Ibid 6/393
[4]. 12/202
[5]. Lihat Sunan Tirmidzi 4/503 (2226) dan dishahihkan oleh Al-Albani
[6]. Lihat Shahih al-Bukhari 2/264 (5753) dan Shahih Muslim 1/56 (224)
[7]. Lihat Shahih Muslim 1/56 (225)
[8]. Lihat Usudul Ghaban 2/101
[9]. Lihat Shahih Muslim 6/20 (4892)
[10]. Lihat Shahih al-Bukhari 6/2539
[11]. Lihat Shahih Muslim 5/139 (4619)
[12]. Lihat Musnad Ahmad 3/435 (15627) dan as-Silsilatu ash-Shahihah 1/759 (402)
[13]. Lihat Sunan Abu Dawud 2/374 (2637)
[14]. Lihat Shahih al-Bukhari 3/1273 (3268) dan Shahih Muslim 6/17 (4879)
[15]. HR Muslim 6/22 (4902)
[16]. HR al-Bukhari 6/2541 (6535)
[17]. HR al-Bukhari 3/1321 (3415) dan Muslim 3/113 (2511)
[18]. HR Abu Dawud 4/387 (4767) dishahihkan oleh Al-Albani
[19]. HR Muslim 3/115 (2516)
_______
Footnote
[1]. Lihat Kisahmuslim.com
[2]. Lihat Tuhfatul Ahwadzi 6/396
[3]. Ibid 6/393
[4]. 12/202
[5]. Lihat Sunan Tirmidzi 4/503 (2226) dan dishahihkan oleh Al-Albani
[6]. Lihat Shahih al-Bukhari 2/264 (5753) dan Shahih Muslim 1/56 (224)
[7]. Lihat Shahih Muslim 1/56 (225)
[8]. Lihat Usudul Ghaban 2/101
[9]. Lihat Shahih Muslim 6/20 (4892)
[10]. Lihat Shahih al-Bukhari 6/2539
[11]. Lihat Shahih Muslim 5/139 (4619)
[12]. Lihat Musnad Ahmad 3/435 (15627) dan as-Silsilatu ash-Shahihah 1/759 (402)
[13]. Lihat Sunan Abu Dawud 2/374 (2637)
[14]. Lihat Shahih al-Bukhari 3/1273 (3268) dan Shahih Muslim 6/17 (4879)
[15]. HR Muslim 6/22 (4902)
[16]. HR al-Bukhari 6/2541 (6535)
[17]. HR al-Bukhari 3/1321 (3415) dan Muslim 3/113 (2511)
[18]. HR Abu Dawud 4/387 (4767) dishahihkan oleh Al-Albani
[19]. HR Muslim 3/115 (2516)
[sumber]
Posting Komentar